Inilah 1 Kesalahan Fatal Orang Tua yang Membuat Anak Tidak PD

1 Mar

Selama kurang lebih 7 tahun saya menjadi konselor sekolah (guru BK), saya menemui banyak permasalahan yang sebenarnya timbul akibat rasa kurang percaya diri. Bahkan percaya atau tidak, minimnya rasa percaya diri ini akan berdampak pada prestasi anak. Saya beberapa kali menemui anak yang prestasinya rendah bukan karena IQ nya yang rendah tapi justru karena tingkat percaya dirinya yang kurang. Ia sering merasa tidak PD untuk berinteraksi dengan teman dan guru, akhirnya ketika ada kesulitan ia tidak berani bertanya. Ketika nilainya jelek, ia justru semakin tidak percaya diri.

Seorang anak sebenarnya lahir dengan tabiat alamiah sangat percaya diri. Ia tidak pernah takut salah, tidak mengerti tentang kompetisi dan perbandingan. Sehingga ia melakukan segala sesuatunya tanpa beban. Berani mencoba apapun, meski kadang berbahaya. Itulah anak-anak dengan jiwa penuh percaya diri sangat bersemangat untuk menunjukkan kemampuannya meski sebenarnya sering gagal. Lalu bagaimana ceritanya rasa percaya diri itu akhirnya hilang? Banyak faktor, tapi ada 1 faktor yang sering memicu hilangnya rasa percaya diri ini yaitu pola komunikasi orang tua yang kurang tepat.

Sebenarnya niat orang tua baik, yaitu untuk memotivasi anak agar dia makin berkembang. Namun, alih-alih termotivasi justru malah sebaliknya, anak kehilangan rasa percaya diri. Apa yang dilakukan orang tua sampai- sampai anak kehilangan rasa percaya diri?…. MEMBANDINGKAN…. Yaa.. seringkali, entah sengaja atau tidak, dengan niat agar anak terpacu, orang tua membandingkan dengan orang lain. “Lihat tuhh.. temen kamu si X selalu juara kelas, kamu masih aja bla.. bla.. bla… “ …….. “Lihat tuh anak tetangga udah bisa bla bla bla … kamu masih aja begini dan begitu”.

Misalkan, si anak bilang kepada anda sebagai orang tua, .. “lihat tu pa.. tetangga kita udah beli helikopter, papa motor aja masih kredit” … bagaimana perasaan anda? .. Nah, itulah maksud saya kenapa membandingkan yang kita anggap akan memotivasi justru membuat anak tidak PD. Anak menjadi merasa tidak berdaya, rendah, dan kecil di hadapan orang lain. Tapi juga bukan berarti saya menyarankan untuk memuji-muji anak terus, “kamu hebat”, “kamu juara” padahal urutan 1 dari belakang, tidak begitu juga. Namun lebih bagus menghargai upaya dan pencapaian anak yang dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya.

by: Agus Prasetya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *