Oleh: AGUS PRASETYA
Setelah kita membahas tentang seni komunikasi efektif bagian 1 , sekarang saatnya kita membahas tentang seni komunikasi efektif bagian 2 yang akan membahas lebih khusus tentang aspek verbal. Namun sebelum lebih jauh kita membahas aspek verbal yang akan menjadikan komunikasi anda benar-benar efektif alangkah baiknya kita menentukan terlebih dahulu apa indikasinya sebuah komunikasi dikatakan efektif. Untuk menentukan indikasi tersebut maka kita harus berangkat dari pengertian umum komunikasi. Apa itu komunikasi? Komunikasi adalah proses pertukaran makna. Saat anda menyampaikan atau dengan kata lain mentransfer makna kepada orang lain, disitulah proses komunikasi terjadi.
Komunikasi anda dikatakan efektif saat makna yang anda sampaikan sama dengan makna yang diterima oleh orang lain. Pesan yang anda sampaikan sama dengan pesan yang diterima orang lain. Bahkan pada level yang lebih tinggi, komunikasi yang efektif adalah sebuah kondisi dimana antara kita sebagai komunikator dan orang lain sebagai komunikan memiliki frekwensi yang sama. Artinya saat kita menginginkan “x” maka lawan bicara kita juga menginginkan “x”, maka disitulah yang saya maksud dengan kesamaan frekwensi. Dan yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana itu semua bisa terjadi? Sebagian jawabanya ada dalam artikel pertama yang berjudul seni komunikasi efektif (1). Dan pada tulisan ini kita akan membahas jawaban tersebut dari sisi linguistik atau sisi bahasa (penggunaan kata).
Agar komunikasi yang anda lakukan efektif dengan indikator sebagaimana yang saya sebutkan di atas maka saya akan meberikan 2 trik yang sangat ampuh. Apa saja trik – trik jitunya?? Baiklah kita bahas satu per satu. Pertama agar pesan anda mudah diterima maka analogikan pesan anda. Misal, ketika anda akan menyampaikan tentang motivasi belajar. Kita bisa menggunakan analogi kerang mutiara, atau tetesan air yang melubangi batu, atau bisa juga dengan proses pembuatan pedang yang ditempa/dipukul berkali-kali. Apa fungsi dari analogi? Fungsinya adalah untuk menyederhanakan konsep dan juga untuk menyesuaikan ide-ide kita dengan pengalaman-pengalaman atau fakta riil sehingga lebih mudah untuk diterima orang lain.
Yang kedua adalah berikan cerita dalam komunikasi anda. Pada, dasarnya orang itu senang mendengar cerita bahkan cerita fiktif sekalipun. Film, novel, komik, sinetron, semua adalah cerita dan banyak orang menyukainya. Tetapi, ada satu hal yang sangat penting yang harus kita pahami, yaitu bahwa cerita memiliki efek “hipnotis” yang tinggi. Banyak orang yang terinspirasi dengan cerita. Anak-anak kecil secara alamiah sering terinspirasi dengan film sehingga mereka sangat suka meniru tokoh-tokoh dari cerita super hero yang sering mereka lihat. Jadi, ketika kita ingin menyampaiakan ide, konsep, pemahaman dll . alangkah baiknya kita selipkan cerita-cerita yang berkaitan dengan apa yang kita bicarakan. Dan akan lebih aefektif jika cerita itu adalah pengalaman pribadi kita.