Selain karena faktor “merasa” tidak ada bakat, salah satu penghambat seorang anak gagal belajar public speaking adalah karena minder. Sebenernya ini seperti dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan. Maksudnya begini, ketika seseorang merasa minder maka ia sulit untuk melakukan public speaking dan ketika seseorang merasa tidak mampu public speaking maka ia juga akan merasa minder. Hal ini berlaku sebaliknya, jika anak PD maka ia lebih mudah melakukan public speaking dan jika ia sukses melakukan public speaking maka ia akan lebih mudah untuk merasa PD.
Sekarang, kira-kira kenapa anak bisa merasa minder? Sebelum lanjut, kita pahami dulu ciri-ciri anak yang minder. Ada banyak ciri, tapi yang paling gampang diamati antara lain sebagai berikut:
- Menghindari aktivitas-aktivitas yang menantang dan kompetitif (lomba, permainan, pertunjukan)
- Menjadi korban bully di komunitasnya
- Keterampilan sosial yang buruk
- Prestasi akademik yang buruk
- Mudah stress
Jika anak anda mengelami salah satu dari kelima hal tersebut, maka bisa jadi anak anda sedang merasa minder. Tentunya minder ini ada pemicunya, dan tidak muncul secara tiba-tiba. Rasa minder biasaya dipicu oleh perasaan lemah, tidak mampu, dan takut. Kenapa perasaan ini muncul? Karena ada “pihak” yang entah secara sengaja atau tidak menanamkan perasaan tersebut di pikiran bawah sadar anak. Misalnya begini, suatu ketika anak nilai raportnya jelek lalu orang tua bilang “dasar anak bodoh, makanya belajar, jangan malas”. Kata – kata seperti ini bisa menjadi sugesti bagi anak sehingga ia akan merasa tidak mampu/bodoh. Karena sudah merasa tidak mampu, besok-besoknya lagi saat ulangan nilainya tetap jelek, dan hasil ini semakin menambah keyakinan anak bahwa ia tidak mampu. Ketika rasa tidak mampu ini semakin kuat tentu ia akan semakin merasa rendah diri. Rasa rendah diri ini akan berdampak pada aktifitas-aktifitas lainnya termasuk aktivitas interaksi sosial anak. Anak jadi takut bersosialisasi, takut mengungkapkan pendapat, takut menyampaikan sesuatu di depan orang banyak/ komunitasnya.
Anak yang mengalami kondisi di atas harus segera dibantu untuk mengembalikan rasa percaya dirinya. Salah satu skill yang secara sosial efektif untuk mendongkrak rasa percaya diri adalah public speaking. Ketika seorang anak bisa tampil percaya diri untuk melakukan public speaking, maka besar kemungkinan ia akan lebih percaya diri untuk aktifitas-aktifitas lainnya. Nah, saya yakin anda pasti bertanya-tanya “bagaimana ceritanya si anak bisa tampil percaya diri saat public speaking, lha untuk bicara ke 1 orang saja sudah minder?” . Tentu ada serangkaian proses yang harus dijalani, butuh metode dan butuh kesabaran. Semoga hal ini bisa kita lanjut di tulisan-tulisan berikutnya……..